Identitas Buku
Judul buku : Sistem Komunikasi Indonesia
Nama penulis : Nurudin
Tahun terbit : 2014
Nama penerbit : Rajawali Pers
Jumlah halaman : 218 halaman
Kota penerbit : Jakarta
Cetakan : 7 (tujuh)
Biodata Penulis
Nurudin, pria kelahiran Cepoko, Trirenggo, Bantul, Yogyakarta ini merupakan dosen Ilmu Komunikasi dan Pascasarjana UMM. Selain mengabdikan sebagai dosen, ia juga berperan besar dalam dunia kepenulisan, terutama di bidang komunikasi. Sudah terdapat banyak sekali tulisannya yang dipublikasikan dalam bentuk buku, antara lain: Televisi Agama Baru Masyarakat Modern (UMM Press, Malang,1997), Menulis Artikel itu Gampang (Tragedi Pers Tiga Zaman), (UMM Press, Malang, 2003) dan masih banyak lagi.
Sementara itu, penulis juga sudah banyak mempublikasikan artikel, resensi, dan opini miliknya ke berbagai media lokal maupun nasional. Penulis yang hobinya main bulu tangkis dan menonton sepak bola ini kini tinggal bersama seorang Istri, Wina Ekamawati dan 2 orang putri Nadien Zahrah Salsabila dan Nadien Raihanah Izzah. Lebih lengkapnya penulis beralamatkan di Mulyoagung, Dau, Malang, 65151. E-mail: nurud70@yahoo.com
Latar Belakang Penulisan Buku
Buku ini hadir untuk memfasilitasi minimnya literatur dan referensi dari mata kuliah Sistem Komunikasi Indonesia yang berdiri sendiri. Di dalamnya sudah dilengkapi berbagai pandangan sistem komunikasi di Indonesia. Mulai dari konsep, sejarah, realitas baru SKI, Komunikasi pedesaan, serta peran opinion leader di Indonesia.
Isi Buku
Penulisan buku ini bisa dibilang sudah cukup terstruktur. Mulai dari pengantar yang memaparkan bagaimana sejarah pers dan komunikasi, terutama pada masa pengekangan Orde Baru. Buku berjudul Sistem Komunikasi Indonesia ini juga tidak secara langsung menjelaskan bagaimana komunikasi Indonesia sekarang ini. Namun, pada Bab 1 terdapat beberapa pengenalan konsep mengenai ruang lingkup, definisi system, SKI, dan mengapa kita perlu mempelajarinya. Ini tentu akan memudahkan pembaca agar bisa lebih mudah memahami isi buku ini.
Begitu masuk Bab 2, mulailah diberikan penggambaran yang lebih mendalam tentang apa itu Sistem Komunikasi Indonesia. Bagaimana hubungannya dengan rumpun ilmu yang lain, dan bagaimana hakikat serta pola komunikasi di Indonesia itu sendiri.
Di Bab 3 dan 4 mulai dijabarkan tentang pers dan komunikasi dari berbagai sudut pandang, sehingga kita bisa mengetahui lebih luas tentang bagaimana esensi, proses dan fenomena dari pers dan komunikasi itu sendiri. Tidak hanya itu, terdapat pula beberapa ilustrasi simple yang tentu mampu membantu mempermudah pemahaman kita.
Bab 5 membahas tentang sistem komunikasi pedesaan. Terdapat banyak sekali hal yang diulas dalam bab ini. Mulai dari program Koran Masuk Desa, bagaimana peran pemerintah dalam pengembangan media di desa. Terdapat juga pemaparan tentang bagaimana orang desa berkomunikasi. Keunggulan buku ini adalah terdapat pemaparan yang luas dari puluhan provinsi di Indonesia.
Tak dapat dipungkiri bahwasanya pemikiran pemimpin juga sangat signifikan dalam sistem komunikasi di Indonesia. Terdapat banyak sekali model arus komunikasi, bagaiman sejarah, dan seluk beluknya dari opinion leader ini. Intinya pengaruh pemimpin sangat besar dalam memengaruhi bagaimana kondisi masyarakat kita. Namun, Penulis menambahkan bahwa, opinion leader di masa mendatang akan semakin memudar. Hal ini karena perkembangan media masa dan kebebasan berpendapat orang sudah dilegalkan. Jadi, pemikiran masyarakat pun bisa terbentuk dari berbagai sudut pandang. Begitulah pembahasan mendalam di Bab 6.
Pengaruh ponsel di era seperti sekarang ini sangat besar. Pak Nurudin bahkan menuliskan dalam Bab 7 yang membahas tentang Ponsel, “Feeling bored? Think of Mer. Feeling Sad? Call me. Feeling Lonely? See me. Feeling sleepy? Dream of me. Feeling hungry? Rebus Indomie.” Bisa dikatakan ungkapan tersirat tersebut menggambarkan pengaruh gawai yang begitu signifikan, bahkan bisa menjadi hal racun jika dikonsumsi berlebihan. Namun, begitulah realitas masyarakat sekarang ini.
Pada bab terakhir atau bab 8 digambarkan suatu agenda besar dalam system komunikasi Negara kita. Mulai dari era dibelenggunya kebebasan berpendapat (Rezim Soeharto) hingga reformasi yang memberikan rakyat untuk mengeluarkan pendapat dengan bebas. Media massa kini bahkan membuat semua orang bisa menjadi wartawan, sebuah profesi mulia yang sangat bahaya jika dimainkan dengan sembarangan.
Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan
Buku yang menuliskan tentang Sistem Komunikasi Indonesia masih cukup langka, sehingga buku ini bisa dikatakan sebuah jawaban yang cukup sempurna. Literatur yang dibahas di dalamnya juga sangat lengkap dan mendalam. Apalagi setiap definisi diberikan gambaran umum atau ilustrasi berupa grafik dan data statistika.
Bahasanya yang ringan dan mudah dimengerti juga mampu membuat pembaca tidak mudah bosan dan tak terasa sudah menghabiskan berlembar-lembar halaman. Ditambah lagi kualitas kertasnya juga bagus dan beraroma khas buku berkelas.
Kekurangan
Kekurangan yang begitu terasa dalam buku ini adalah pengaturan setiap heading yang rasanya kurang begitu menonjol, sehingga, saat dilihat sekilas seperti tidak ada pembatasan antara materi yang satu dengan yang lain. Pembaca akan merasa lebih nyaman membaca jika bagian heading-subheading-sub subheading, dst diberikan font tebal (bold).
Selain dari teknik heading, cukup hambar rasanya jika bagian ilustrasi berupa grafik dan data statistiknya hanya berupa ‘path’ kecil warna hitam dengan latar putih. Buku ini akan sangat menarik jika ilustrasinya diberikan tambahan design yang lebih menarik—baik dari segi warna maupun yang lainnya.
Kesimpulan
Buku ini sudah sangat mumpuni dan direkomendasikan untuk dijadikan sebagai sumber rujukan, terutama bagi mereka yang hendak menempuh mata kuliah Sistem Komunikasi Visual. Di dalamnya sudah dijabarkan secara lengkap, luas, dan mendalam segala hal tentang Sistem Komunikasi Indonesia dan apa pun yang berhubungan dengannya.