Sabtu, 16 November 2024
Pagi ini berjalan seperti biasa sebelum tiba-tiba sebuah pesan WhatsApp muncul, “Gam,pendok ppk tuan,lek IGD propensi” yang kalau di Indonesiakan menjadi “Gam tengok Mbah Haji, lagi di IGD Provinsi”. Pesan ini datang dari mamak. Tanpa berlama-lama, aku langsung mandi dan menuju Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat (biasa disingkat RSUP)
Aku kembali ke sini. Ada banyaaaak sekali cerita yang terukir di sini dan mayoritas adalah kesedihan dan duka. Namanya juga rumah sakit ya. RSUP adalah rumah sakit terbesar dengan fasilitas terlengkap di NTB. Semua orang NTB yang penyakitnya pada level tertinggi akan berakhir di sini (di rujuk dari RS daerah/ kabupaten).
Papuq Tuanku sendiri dirujuk sekitar jam 2 semalam… Beliau adalah ibu dari mamakku. Setibanya di IGD rumah sakit, aku langsung mencari beliau. Aku memulai dari zona hijau, tidak ada. Zona kuning, tidak ada. Kemudian aku bertanya pada nurse terkait keberadaannya, “Mbak pasien atas nama Ibu Selimah ada enggak?” lalu dia menunjukkan jalan menuju zona merah yang artinya zona paling gawat darurat.
Aku masuk pelan dan perlahan. Mataku berkeliling tapi lagi lagi tidak menemukan sosok Papuq Tuan. Aku bertanya lagi pada perawat di zona merah dan dia mengatakan kalau pasien sudah dibawa ke ruang ‘Rute lantai 2’. “Silakan langsung tanya ke satpam aja ya Mas” kata nurse perempuan yang tadi aku tanya.
Aku naik ke lantai 2 dan bertanya lagi, ternyata Puq Tuan sedang di CT Scan. Beberapa saat kemudian Bu De Ti meneleponku untuk menemuinya dan masuklah kami di ruang ‘Rute’. Mungkin semacam ruang transit sebelum tiba di kamar inap sebenarnya.
Puk Tuan dirawat hingga 21 November, sekitar 6 hari di rumah sakit hingga akhirya diperbolehkan untuk pulang. Syukurlah. Aku mengantarnya kembali ke Lingsar dan bertemu dengan Nik Tuan.